Sayfalar

Kamis, 01 Desember 2011

Museum Radya Pustaka Surakarta

Museum Radya Pustaka Surakarta
Infonesolo - Museum Radya Pustaka adalah museum tertua di Indonesia. Museum yang berdiri pada tanggal 28 Oktober 1890 Masehi atau pada hari Selasa Kliwon tanggal 15 Maulud 1820 Ehe (tahun Jawa) ini terletak di Jalan Slamet Riyadi, Kompleks Sriwedari, Kota Surakarta (Solo). Tak banyak orang yang mengetahui tentang museum yang menyimpan benda-benda peninggalan sejarah Kraton Surakarta dan kebudayaan Jawa ini.

Begitu masuk dengan membayar biaya Rp. 2500,00 per orang, di teras gedung kita akan menemukan koleksi arca dan meriam serta beberapa batu peringatan ulang tahun museum ini. Ada 3 ruang utama pada gedung ini. Di ruang pertama kita akan menemukan patung Sosrodiningrat IV sang pendiri museum tepat berada di depan pintu masuk. Di ruang utama ini kita akan menemukan berbagai macam koleksi wayang. Ada wayang gedhog, wayang purwo, wayang krucil, wayang golek, topeng, dan koleksi senjata.


Menyusuri lorong yang menghubungkan ruang pertama dengan ruang kedua, pada ruang sisi kiri kita akan menemukan ruangan dengan berbagai koleksi piring, gerabah, dan sebuah piala porselen yang merupakan hadiah dari Napoleon Bonaparte kepada Sri Susuhunan Paku Buwana IV.


Pada ruang di seberangnya, kita akan menemukan berbagai koleksi senjata pusaka berupa tombak dan keris, serta almari penyimpan keris. Di ruangan ini kita juga akan menemukan miniatur rumah-rumah penduduk pada jaman dahulu kala, mulai dari rumah rakyat biasa yang terbuat dari gedhek (anyaman bambu) hingga rumah pejabat berbentuk joglo.


Masuk lebih dalam kita akan menemukan ruang perpustakaan yang menyimpan berbagai koleksi buku sejarah dan di seberangnya terdapat ruangan yang ditutup di mana di dalamnya terdapat koleksi Relung Rambut Budha yang terbuat dari perunggu.
Memasuki ruang kedua, kita akan disuguhi koleksi gamelan lengkap untuk sebuah pagelaran wayang kulit lengkap. Menengok ke kanan, kita akan mencium bau kemenyan dan dupa yang sangat tajam. Ternyata di sudut ruang terdapat benda paling sakral yang ada di museum ini, yaitu sebuah cantik (hiasan pada kapal) bernama Kyai Rajamala.


Di seberang ruang tempat Kyai Rajamala berada, ada sebuah ruang memorial kantor K.G. Panembahan Hadiwijdaja. Ruangan ini juga tak kalah suasana mistisnya dengan ruang Kyai Rajamala, terbukti dengan ditemukannya sesaji di dalam ruangan ini.


Di ruang kedua ini, selain gamelan kita akan menemukan berbagai benda-benda khas kraton. Ada tandu untuk mengangkut sesaji, alat transportasi tradisional, koleksi uang kuno, koleksi songkok raja dan para pejabat kraton, dan berbagai benda peninggalan lainnya.


Memasuki ruangan terakhir, kita akan menemukan miniatur Menara Sangga Buana yang terletak di Kraton Surakarta dan dianggap sakral tepat di pintu masuk ruangan ini. Di sisi kiri kita akan menemukan miniatur Astana Imogiri, yaitu kompleks makam raja-raja Mataram, yaitu dari Kraton Surakarta dan Kraton Yogyakarta. Di sebelah kanan kita akan menemukan miniatur masjid agung Demak. Di bagian belakang ruang ini kita juga akan menemukan berbagai koleksi arca peninggalan Hindu. Bila kita keluar ruangan, kita akan mendapati kantor pengurus museum ini serta beberapa sisa-sisa arca.


Secara umum museum ini cukup menarik untuk dikunjungi. Walau terkesan sepi dan “singup” tetapi museum ini bisa menjadi alternatif bagi anda yang menyukai wisata budaya dan kesenian. Walau gedungnya merupakan gedung tua dan terletak di antara kemegahan gedung-gedung lain di kompleks ini, tetapi gedung ini terlihat cukup dirawat dengan baik.

 Jadi bisa dibilang mesuem radya pustaka ini merupakan tempat yang cocok bagi tempat pengajaran di luar sekolah bagi anak berkebutuhan khusus, namun mungkin tidak untuk anak penyandang tuna netra, karena kekurangan mereka tidak memungkinkan mereka untuk berkunjung ke museum ini. Agar mereka mendapatkan ilmu sejarah yang penting dan tidak membosankan. Ditambah lagi museum ini hanya memiliki satu lantai jadi anak berkeburuhan khusus (misalnya tuna daksa) tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam mengunjungi meseum ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar