Infonesolo - Di masa lalu, Desa Solo dipilih sebagai lokasi untuk memindahkan
Karaton Kartasura. Istana baru itu kemudian disebut Karaton Surakarta
Hadiningrat. Desa Solo kemudian berkembang menjadi kota besar. Dalam
aksara Jawa ditulis sebagai Sala, dan penduduk asli melafalkan nama kota
ini seperti mengucapkan Solok tanpa "k". Dalam bahasa Inggris,
diucapkan sebagai saw law, bukan so low.
Kehadiran Karaton Surakarta Hadiningrat sejak pertengahan abad ke-18 menjadikan Solo sebagai pusat budaya Jawa yang penting. Sekalipun memiliki kemiripan dengan Yogyakarta, tetapi - bagi yang dapat menyerap perbedaannya - Solo terasa lebih halus dan aristokratik. Solo juga lebih sepi dibanding Yogya yang hiruk-pikuk kegiatan ekonominya. Solo sangat terkenal sebagai kota yang tidak pernah tidur. Selama 24 jam, selalu saja ada aktivitas yang dapat dilakukan di Solo. Dan semuanya terjadi tanpa terburu-buru. Denyut Solo yang alon-alon (pelan-pelan) dan penuh kenikmatan khas ini memang perlu dialami sendiri. Solo memiliki peta kuliner yang sangat kaya. Makanan juga merupakan alasan utama yang membuat Solo hidup dan berdenyut selama 24 jam. Sepanjang hari dan malam, selalu ada tempat makan asyik yang dapat dijadikan sasaran. Sumonggo! Selamat menikmati Solo.
Sumber : [ Detik.com ]
|
Labels: Kuliner Solo